Lirik ke-11
Datanglah demikian saja.
Jangan berlama-lama kau berdandan.
Jika anyaman rambutmu lepas terurai,
jika belahan rambutmu tidak lurus,
jika ikat korsetmu tidak erat,
jangan risaukan.
Datanglah demikian saja.
Jangan berlama-lama kau berdandan.
Datanglah, dengan langkah cepat-cepat di rumputan.
Jika bedak berleleran dari kakimu karena embun,
jika denting-denting genta di kakimu redup bunyinya,
jika mutiara-mutiara lepas berjatuhan dari rantaimu,
jangan risaukan.
Datanglah,
dengan langkah cepat-cepat di rumputan.
Kaulihatkah awan-awan yang menyalut langit itu?
Kawanan burung-burung bangau terbang dari tepi sungai di seberang sana
dan tiupan angin yang lincah menggila di atas padang.
Ternak yang ketakutan pulang ke kandang mereka di dusun.
Kaulihatkah awan-awan yang menyalut langit itu?
Sia-sia kaunyalakan lampu riasmu—ia mengerdip dan mati ditiup angin.
Siapa akan tahu bahwa kelopak matamu tidak bercalitkan jelaga lampu?
Karena matamu lebih hitam dari pada awan mendung!
Sia-sia kaunyalakan lampu riasmu—ia pun mati.
Datanglah demikian saja.
Jangan berlama-lama kau berdandan.
Jika untaian bungamu belum terangkai, siapa akan peduli;
jika rantai pergelanganmu belum terkaitkan, biarlah.
Langit muram karena awan—hari sudah jauh.
Datanglah demikian saja.
Jangan berlama-lama kau berdandan.
Tukang Kebun (The Gardener), lirik ke-11
Rabindranath Tagore
diterjemahkan oleh Hartojo Andangdjaja, Pustaka Jaya