Humor & Pesan Damai Daniel Sahuleka

daniel sahuleka

Selain membuai dengan lagu-lagu cinta nostalgia, Daniel Sahuleka juga datang membawa istilah yang sudah lama terlupa. Apa itu?

Oleh Silvia Galikano

“… Beta pulang kawin dengan se. Eh, gampang sekali mau kawin ya?” Kalimat yang entah bertanya entah mengejek, yang jelas bikin satu ruangan tertawa, itu diucapkan Daniel Sahuleka di sela-sela dia membawakan Mande-mande, lagu Maluku.

Begini cuplikan satu baitnya: Mande-mande ana kona e mande/ Walau rasa bagaimana/Beta pulang kawin dengan se.

Dalam konsernya berjuluk Colourful Night with Daniel Sahuleka di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Jumat 13 September 2012, lagu-lagu cinta memang jadi andalan, seperti I Adore You, You Make My World So Colourful, dan yang paling ditunggu-tunggu Don’t Sleep Away.

Tapi Daniel cerdik menyelipkan tiga lagu Maluku yang sudah dikenal luas, yakni Bulan Pakai Payung, Mande-mande, dan Beta Berlayar Jauh. Lagu tua, demikian Daniel menyebut, itu dia kenal sejak kecil karena kerap dinyanyikan ayahnya.

Penyanyi Belanda berdarah Maluku-Sunda itu juga sempat memelesetkan Bulan Pakai Payung yang lirik sebenarnya Kawin baik-baik jangan laki bakalai/ Kalau laki bakalai datang pulang lebih baik.  Usilnya Daniel, bagian kedua dia ganti jadi Kalau laki bakalai lempar dia dengan tai.

Ini sisi lain Daniel Sahuleka yang hanya ditemui di panggung. Tampil sederhana hanya diiringi gitar yang dia mainkan sendiri, berusaha keras terus berbahasa Indonesia, berkaki ayam, dan laki-laki kelahiran Semarang 61 tahun lalu itu ternyata pandai melucu.

Usai membawakan tujuh lagu, dua kali dia minum dari botol air mineral sambil “bersembunyi” di balik gitarnya. “Tidak sopan kalau minum tidak menawarkan yang lain,” begitu alasannya. Ada-ada saja.

Ada kalanya dia berkata-kata lucu tanpa sengaja melucu, melainkan karena referensinya masih sedikit tentang Indonesia masa kini. Daniel sudah diboyong orangtuanya ke Belanda saat usianya 2 bulan. Praktis, Indonesia yang dikisahkan orangtuanya berhenti hingga awal 1950-an. Jadi dialog Daniel dengan penonton malam itu tanpa sengaja seperti mengenalkan kembali kosakata Indonesia yang sudah lama dilupakan.

Daniel, misalnya, permisi ke belakang panggung usai membawakan Must You Go Away. “Boleh saya buang air dulu?” Tapi baru sebentar dia sudah kembali lagi. Katanya, “Kakusnya sedang direnovasi.” Ya Tuhan, kakus??? Masih adakah yang menggunakan istilah “kakus” sekarang? Atau, adakah penonton muda yang paham apa itu kakus?

Dia sempat bercerita lebih senang menyanyi di gedung pertunjukan seperti GKJ ketimbang di kafe yang penuh asap rokok. Dia katakan sambil menunjuk tenggorokannya, “Saya punya gargantang tidak kuat kena asap rokok.” Hayo, siapa yang tahu gargantang?

Oh, masih ada lagi yang bikin kita ngilu mendengar istilah yang dia pakai, yakni “babu,” walau kemudian segera diralat jadi “pembantu.”

Colourful Night with Daniel Sahuleka adalah bagian dari tur Daniel ke tiga kota Indonesia, yakni Ambon, Jakarta, dan Manado. Kedatangannya ke Ambon untuk Konser Pulang Kampung Ambon Tour 2012 pada 8 September 2012 lalu ternyata adalah untuk pertama kali dia menginjakkan kaki di Ambon. Konser di Ambon ini dimaksudkan untuk membawa pesan damai.

Daniel bercerita ke majalah detik bahwa selama ini pemberitaan tentang Ambon di Belanda tidak pernah positif. Ambon diberitakan sebagai daerah berbahaya karena sering terjadi kerusuhan antarumat beragama.
Tapi ternyata kondisi Ambon yang dia lihat sendiri sekarang jauh dari yang digambarkan media luar negeri. Ambon yang dia temui aman dan penduduknya mau saling tolong.

“Di depanku wartawan Protestan, muslim duduk berdampingan, itu bikin senang hatiku. Aku dan Alice (istrinya, red.) jatuh cinta dengan suasana ini, pada daerah ini. Mamaku muslim, papaku Protestan. Kita tidak boleh hantam orang lain yang beda kepercayaan,” ujarnya.

Bung Dan, tolong ceritakan kabar baik tentang Ambon ini di Belanda, ya.

***

Dimuat di Majalah Detik edisi 43, 24-30 September 2012

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.