Sihir Drama Sang Koboi

Sihir Drama Sang Koboi

Satu-satunya obat yang dapat mengurangi gejala AIDS belum dilegalkan pemerintah AS. Ron pergi ke Meksiko, bertaruh dengan sistem hukum, demi mencari penyembuhan atas penyakitnya.

Oleh Silvia Galikano

Judul: Dallas Buyers Club
Genre: Biography | Drama | History
Sutradara: Jean-Marc Vallée
Skenario: Craig Borten, Melisa Wallack
Produksi: Focus Features
Pemain: Matthew McConaughey, Jennifer Garner, Jared Leto
Durasi: 1 jam 57 menit

Ron Woodroof (Matthew McConaughey), si rodeo Dallas, makin menggila minumnya, makin rajin menghirup heroin, merokok seperti naga, bahkan main perempuan jalan terus. Padahal baru kemarin dr. Sevard (Dennis O’Hare) dan dr. Eve Sacks (Jennifer Garner) memberitahu, dari tes darahnya terbukti Ron mengidap virus HIV dan hidupnya paling lama cuma 30 hari.

Ron serta merta membantahnya. “Anda kira saya homo? Batuk biasa kok dibilang HIV,” kata Ron pada dokter. “Pasti Anda sudah mencampurkan darah saya dengan darah orang lain.”

Ron didiagnosis mengidap HIV, tahun 1985, saat dunia baru mengenal virus itu. Awam mengidentikkan HIV dengan homoseksual. Tak heran jika Ron mengira dokter secara tidak langsung menuduhnya sebagai pencinta sesama jenis. Pengingkarannya berlanjut dengan tetap mengundang perempuan-perempuan untuk ditiduri, juga threesome di arena rodeo, semuanya tanpa pengaman.

Ron tinggal sendirian di sebuah caravan sewaan. Pekerjaan utamanya tukang listrik di sebuah proyek konstruksi. Dia mendapat uang tambahan sebagai koboi rodeo, bertaruh di arena rodeo, atau kadang jadi bandarnya.

Saat masa pengingkaran reda, dia pergi ke perpustakaan untuk mencari tahu apa itu HIV dan bagaimana sampai tertular padahal dia heteroseksual. Ron pun tertunduk lesu ketika menemukan kalimat di layar komputer bahwa seks tanpa pengaman juga penyebab menularnya virus HIV.

Dia lalu mencari tahu pengobatan yang paling efektif mengurangi gejalanya karena belum ada obat yang diklaim bisa membunuh virus HIV. Dari risetnya, ditemukan obat itu bernama AZT (azidothymidine), tapi masalahnya obat ini belum mendapat izin edar FDA (badan POM-nya AS). Rumah sakit menggunakan AZT hanya bagi pasien-pasien tertentu untuk percobaan.

Dari informasi seorang perawat diketahui AZT digunakan dalam pengobatan pasien AIDS di sebuah klinik pengobatan alternatif di Meksiko. Tanpa menunggu lagi, Ron segera bertolak ke Meksiko dan membeli banyak AZT.

Ron mengkonsumsi AZT tanpa memperhatikan dosis. Dia ambil banyak-banyak, dimasukkan ke mulut, lalu menyorongnya dengan dua tenggak minuman keras. Tambah hari, tambah banyak dosisnya. Tak heran suatu hari dia jatuh terkapar akibat overdosis AZT dan dilarikan ke rumah sakit.

Di rumah sakit ini Ron mengenal Rayon (Jared Leto), pasien satu ruangan yang juga pengidap HIV. Rayon yang transgender itu adalah salah satu pasien yang jadi kelinci percobaan penggunaan AZT. Tanpa diketahui dr. Sevard dan dr. Sacks, Rayon membagi AZT-nya dengan pacarnya yang juga mengidap HIV. Dan di luar sana, kata Rayon, lebih banyak lagi gay bersedia membayar mahal demi AZT.

Ron yang melihat peluang bisnis, menggandeng Rayon, yang punya jaringan komunitas gay, sebagai tenaga pemasaran dengan pembagian keuntungan 75:25. Sekali lagi dia pergi ke Meksiko dan memenuhi bagasi mobilnya dengan berdus-dus AZT. Ron juga siap dengan akting di pos perbatasan sebagai pendeta penderita kanker yang akan meminum semua obat itu sendiri, bukan untuk dijual.

Mengakali agar tidak terkena pasal perdagangan obat ilegal, Ron tidak menjual AZT. Dia hanya menjual kartu anggota Dallas Buyers Club seharga US$4.000. Nanti setiap anggota akan mendapat AZT “gratis”. Ron makin mengundang kemarahan FDA dan DEA.

Ada dua yang dipotret Dallas Buyers Club. Yang pertama, transformasi seseorang, yakni kisah nyata koboi Texas yang kebebasannya terhenti pada 1985 ketika didiagnosis positif HIV. Yang kedua, timeline AIDS di Amerika khusus pada awal epidemi AIDS dan AS belum satu suara dalam memerangi virus itu.

Sebagian besar porsi film ini menceritakan perjuangan apa saja yang dilakukan Ron dalam 2.457 hari ekstra dari 30 hari yang diprediksi dokter. Memang hari-harinya berubah jadi perjuangan sejak ditinggalkan teman-teman dan harus berhadapan dengan FDA yang belum melegalkan AZT. Ron, yang dulu koboi macho homofobia itu kini justru berkawan dengan Rayon.

Dimainkan Mathew McConaughey yang tampil mencengangkan. Tentu saja yang pertama menyita perhatian adalah tubuhnya jadi demikian kurus dan pipinya cekung. Dia kehilangan bobot 21 kilogram demi memerankan pengidap HIV.

Aktingnya sebagai Ron Woodroof yang kaku dan memendam amarah pada sistem yang berlaku dimainkan McConaughey secara menawan. Mud (2012), The Paperboy (2012), dan sekarang Dallas Buyers Club semakin mengukuhkan McConaughey sebagai salah satu aktor terbaik.

Kekuatan menonjol dari film ini adalah cara McConaughey mengurangi kesentimentalan karakternya. Seorang masterclass di dunia akting drama. Tak heran jika tahun ini dia membawa pulang Golden Globe Award dan Oscar dalam nominasi pertamanya.

Film ini menandai kembalinya Jared Leto ke layar lebar. Frontman band 30 Seconds to Mars itu memerankan karakter transgender Rayon dengan akting luar biasa. Aktingnya juga diganjar Oscar untuk kategori Best Actor in Supporting Role.

Sutradara asal Kanada Jean-Marc Vallée membesut drama yang diangkat dari kisah nyata ini dengan gaya visual intim untuk menghindari kecanggungan dokudrama. Caranya mendulang respon emosional juga demikian hebat. Tidak ada shot-shot murahan, tidak ada sok pencerahan, tidak ada sang jagoan messianis, yang ada hanya sebuah pelukan kecil, itu pun gugup. Inilah sebuah pragmatisme bahwa hidup hanya untuk menghadapi kematian. “Begitu kau dapat HIV, kau kawin dengannya!” kata Ron.

***

Dimuat di Majalah Detik edisi 119, 10-16 Maret 2014

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.