Dua Nelayan Pantai Bengkulu
Oleh Silvia Galikano
Menggunakan papan tipis, Pak Saprani sedang membalik rebon yang dijemur di Pasar Pantai, Bengkulu. Selain rebon, dijemur juga kakap dan anak layur.
Baca juga Bandar Sibuk Batavia

Sementara pak Saprani bekerja, saya berbincang dengan rekannya, pak Safruddin, 62 tahun, yang berdiri beberapa meter dari pak Saprani. Mereka sama-sama nelayan. Pergi melaut selama 5-6 hari, sampai Enggano, salah satu pulau terluar, berada 100 km barat daya Sumatera.
Hasil tangkapan sebagian mereka jual dalam keadaan segar dan sebagian disisihkan untuk dikeringkan dengan tujuan mendapat hasil jual lebih banyak. Ambil contoh harga jual kakap segar per kilogram Rp20 ribu, sedangkan yang sudah dikeringkan bisa mencapai Rp40-45 ribu.
Bca juga Bermula dari Nanas Penangkal Bajak Laut
Mengeringkannya pun tak makan waktu lama. Kakap dapat kering sempurna setelah dijemur dua hari, sedangkan rebon cuma beberapa jam. Pagi, begitu mendarat, rebon dijemur. Sekira pukul 3 sore sudah kering.

Ikan kering ini kemudian dijual di pasar dan di kios masing-masing. Sepanjang Pasar Pantai berjajar kios ikan kering, salah satunya milik pak Safruddin.
Kakap selebar-lebar penggorengan digantung di depan kios, berayun-ayun ditiup angin laut. Terbayang rasanya kalau sudah masuk penggorengan dan dimakan bersama sambal hijau dan nasi pulen hangat. Amboiii.
***
Dari perjalanan ke Bengkulu pada September 2014
One Reply to “Dua Nelayan Pantai Bengkulu”