Tentang Penyihir Seanggun Nefertiti

Dalam penceritaan ulang Sleeping Beauty, penyihirnya adalah seorang perempuan cantik yang luka hati. Cintanya dulu diabaikan ayah si puteri.

Oleh Silvia Galikano

Judul: Maleficent
Genre:  Action | Adventure | Family
Sutradara: Robert Stromberg
Skenario: Linda Woolverton, Charles Perrault
Produksi: Walt Disney Pictures
Pemain: Angelina Jolie, Elle Fanning, Sharlto Copley
Durasi: 1 jam 37 menit

Bertahun-tahun Maleficent (Angelina Jolie) dan Stefan (Sharlto Copley) jadi sepasang kekasih. Mereka jatuh cinta pada pandangan pertama, saat keduanya masih bocah menjelang remaja. Kala itu, Stefan bermain terlalu jauh dari istana, hingga sampai di tepi hutan tempat hidup kaum Moor dan berkenalan dengan si gadis kecil, Maleficent.

Di hutan ini Maleficent tinggal. Dia punya kemampuan melebihi rakyat Moor lainnya. Maleficent punya sayap besar dan kuat yang membuatnya bisa melesat menembus awan, lalu turun dan terbang landai untuk menyapa kawan-kawannya penghuni pucuk-pucuk pohon. Di atas semua itu, peri jelita ini juga dikaruniai bakat istimewa, yakni ucapannya dapat dikabulkan semesta dalam waktu seketika.

Saat usia Stefan dan Maleficent sama-sama 16 tahun mereka berciuman untuk pertama kali di bawah bulatnya purnama. Inilah momen Maleficent menganggap Stefan-lah cinta sejatinya dan pada laki-laki muda ini seluruh cinta dia tumpahkan.

Namun setelah itu Stefan tak pernah datang lagi menemui Maleficent. Menurut kabar burung, Stefan berambisi untuk berkuasa menggantikan Raja Henry (Kenneth Cranham), ayahnya. Dia kini tengah menyiapkan diri untuk jadi raja.

Raja Henry sejak lama ingin menguasai daerah Moor. Berkali-kali pasukannya menyerang, berkali-kali pula mereka gagal akibat adanya kekuatan gaib di sana.

Sekarang, setelah Maleficent dewasa, dialah yang memimpin pasukan gaib itu mempertahankan wilayahnya dari serangan Raja Henry. Dia perintahkan pohon untuk tumbuh dan langsung besar, tepat di hadapan pasukan Raja Henry. Dia perintahkan hewan-hewan hutan untuk menyerbu dan topan memporak-porandakan pasukan berkuda di hadapannya.

Pasukan Raja Henry dapat dipukul mundur setelah kocar-kacir. Sang Raja luka berat hingga seumur hidupnya cuma bisa berbaring di tempat tidur. Dia mengatakan pada anak-anaknya akan menyerahkan kekuasaan kepada yang bisa membunuh Maleficent.

Maka setelah lama tidak menemui Maleficent, Stefan datang lagi ke Moor, menemui perempuan yang pernah jadi kekasihnya. Kedatangannya disambut hangat, bahkan Maleficent mengira Stefan kembali untuk selama-lamanya.

Saat Maleficent tertidur, Stefan yang tak sanggup membunuh Maleficent, akhirnya hanya mencuri sayap perempuan itu untuk dipersembahkan kepada ayahnya sebagai bukti sudah membunuh Maleficent. Stefan pun diangkat sebagai raja. Tak lama kemudian dia menikah dan punya seorang puteri, Aurora.

Maleficent, yang dendamnya menggunung pada Stefan, hadir tanpa diundang dalam acara pembaptisan Aurora. Di hadapan si bayi, Maleficent menyerukan kutukannya bahwa kelak, saat Aurora berumur 16 tahun, dia akan tertidur dan tak dapat dibangunkan, kecuali oleh sebuah ciuman cinta sejati.

Maleficent menggali villain Disney paling ikonik dari cerita klasik Sleeping Beauty (1959) dan mengambil pendekatan berbeda dibanding yang selama ini diceritakan. Bagaimana si penyihir itu mengalami masa kanak-kanak, remaja, dan dewasa, serta pengkhianatan terhadapnya yang mengubah hatinya jadi batu.

Berbekal sayap raksasa, tanduk hitam di kepala, serta mata yang bersinar, Angelina Jolie sebeneranya bisa membawa karakter Maleficent ke tempat yang lebih menonjol. Bukan berarti Maleficent tidak menonjol, tapi Jolie “dengan rendah hati” memainkan perannya secara lurus, tanpa banyak tingkah, halus, dan menggunakan kecantikan alaminya sebagai senjata. Bahkan tulang pipi tambahan yang jadi bagian dari make-up-nya tak dapat merusak penampilannya.

Walau film ini bertaburan special effect, perempuan berusia 39 tahun itulah yang paling mengejutkan dan menakjubkan dari semuanya. Sutradara pemenang dua Oscar untuk penyutradaraan seni (Avatar dan Alice in Wonderland), Robert Stromberg, kerap mengambil gambar bintang itu secara close-up.

Didukung pula skenario Linda Woolverton yang tidak ikut-ikutan pakem selama ini yang menggelapkan dunia Maleficent. Skenarionya cuma memberi bobot pada karakter dan memastikan kekayaan cerita.

Cerdasnya Stromberg, dia tidak jatuh dalam jebakan penggunaan komputer grafis (CGI –computer-generated imagery) yang berlebih seperti dilakukan Sam Raimi dalam Oz the Great and Powerful (2013) atau menjejalkan banyak subplot seperti dilakukan Tim Burton dalam Alice in Wonderland (2010). Stromberg menjaga film ini bergerak cepat (97 menit), tanpa lagu-lagu yang memang tidak dibutuhkan atau karakter-karakter tidak penting.

Di samping penampilan yang cartoonish dan makhluk-makhluk hutan yang kelewat imut, film ini nampak fantastis, mengagumkan, layaknya palet warna yang dioleskan sinematografer Dean Semler (Apocalypto).

Awalnya, Maleficent terkesan proyek yang hendak mengeruk duit menggunakan nama bintang Angelina Jolie. Namun film ini kemudian berubah jadi manis, lucu, dan menyentuh. Tunggu sampai Anda menyaksikan bayi Aurora tertawa dipelototi Maleficient.

Jolie membawakan karakter penyihir sakit hati dengan keanggunan seorang Nefertiti. Dia jarang bicara, lebih sering kesal dan malah berteriak. Tampilannya menawan dengan mata bulat, bibir warna ruby, kulit porselen, dan tulang pipi yang mencuat. Wajahnya bersinar dan menonjol dengan emosi yang pas dengan dongengnya.
Mungkin saja dia seperti Maleficent yang datang dari dunia fantasi. Sampai-sampai kita tersihir oleh kecantikan, bakat, dan kharismanya.

***
Dimuat di Majalah Detik edisi 132, 9-15 Juni 2014

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.