Zona Baru Will Smith

Focus

Seorang pencopet recehan sedang menjebak laki-laki kaya. Padahal yang sebenarnya terjadi, si penjebak sedang masuk jebakan.

Oleh Silvia Galikano

Judul: Focus
Genre:  Comedy | Crime | Drama
Sutradara: Glenn Ficarra, John Requa
Skenario: Glenn Ficarra, John Requa
Produksi: Warner Bros. Pictures
Pemain: Will Smith, Margot Robbie, Rodrigo Santoro
Durasi: 1 jam 45 menit

Pilihan hidup tak banyak bagi Jess Barrett (Margot Robbie), jadi penipu di hotel mewah seperti sekarang atau pelacur. Dia punya modal untuk dua profesi itu: cantik, rambut pirang, dan tubuh sempurna.

Bermodal tiga hal itu Jess membawa calon korbannya, laki-laki kaya tentu saja, ke kamar hotel. Begitu si laki-laki dengan senang hati dilucuti celananya, tiba-tiba ada yang mendobrak pintu dan menodongkan pistol sambil teriak-teriak.

Dengan tatap ketakutan Jess akan bilang ke laki-laki yang barusan dia rayu, “Itu suamiku! Kau harus pergi!” Si pria malang akan lari tunggang langgang, lupa celananya yang berisi dompet masih ada di kamar.

Sasaran kali ini, Nicky Spurgeon (Will Smith), menandai berakhirnya operasi recehan Jess. Dia tak tahu Nicky adalah legenda hidup penipu ulung, sama sekali tak sebanding dengan pencopet macam dirinya. Nicky adalah generasi ketiga penipu di keluarga. DNA penipunya demikian kuat, hingga ayahnyalah yang dulu menembak kakeknya demi membuktikan mereka berdua bukan sekongkol.

Karenanya tak heran jika modus kacangan yang Jess pakai sudah terbaca sejak awal, bahkan Nicky memberi saran untuk menyempurnakan caranya. Setelah tahu yang di depannya bukan orang sembarangan, setengah mati Jess merayu agar bisa bergabung dalam tim Nicky. Jess lulus tes dengan mencopet banyak dompet dalam sebuah keriaan di jalan, dan kini berstatus magang.

Jadi Jess dan Nicky bertemu di hotel mewah secara tak sengaja? Ah, itu yang ingin dikesankan. Belum lupa kan, Nicky legenda hidup penipu ulung? Dialah yang mengatur agar jadi korban Jess karena tahu potensi perempuan itu. Secara teknis, Nicky memang tak butuh Jess, tapi bisa merekrut Jess merupakan bonus besar.

Penipuan romantis (rom-con) terasa lumayan pas dipakai sebagai sub-genre, mengacu pada adanya unsur penipu, jebakan, proyek besar, cinta yang lebih berharga dari berlian, dan sepanjang film penonton dibikin menebak-nebak jagoan kita ini sedang menipu atau tidak. Dalam cerita rom-con, pertemanan dengan siapa pun tak bisa dijadikan sandaran karena setiap orang potensial sebagai penipu, setiap emosi yang ditunjukkan bisa jadi palsu, dan setiap kalimat mungkin saja bohong.

Dua rom-con yang sukses sebelumnya adalah The Thomas Crown Affair (1999) yang dibintangi Pierce Brosnan dan Rene Russo serta Duplicity (2009) dibintangi Clive Owen dan Julia Robert.

Sutradara-penulis Glenn Ficarra dan John Requa (Crazy, Stupid, Love, 2011) demikian cermat menggarap naskah hingga kita tak tahu kapan Nicky dan Jess bicara jujur dan kapan sedang menipu. Itu sebabnya kita baru dapat gambaran besarnya setelah film berjalan sekitar 45 menit.

Iramanya pun dipertahankan sedemikian rupa hingga terasa seperti marathon. Tiap selesai satu trik, dua penipu ini memutar ulang dan membongkar trik mereka.

Focus menggunakan formula standar yang sudah lama dipakai, yakni plot yang licin meliuk-liuk ditingkahi penampilan keren dua pemain utamanya. Will Smith seperti biasa dengan pesonanya yang tenang dan meyakinkan, khas penipu juga, “merampok” perhatian kita habis-habisan.

Mungkin baru di film inilah Big Willy satu frame dengan perempuan kulit putih di tempat tidur. Dia terbilang jarang berpasangan dengan perempuan, lebih sering beradu akting dengan pria, anak-anak, atau kalau tidak, ya alien.

Adalah Margot Robbie si pirang seksi menggemaskan yang membuat film ini ngepop, bukan hanya dengan penampilan absurdnya, tapi juga sikap rileksnya saat satu frame bersama Smith. Dia terlalu cantik untuk berperan sebagai perempuan kebanyakan, dan terlalu licik untuk jadi perempuan baik-baik. Debut layar lebarnya sebagai istri Jordan Belfort (Leonardo DiCaprio) di Wolf of Wall Street (2013).

Setiap lima tahun muncul satu aktris yang menyentak layar lebar dan melumpuhkan penonton hingga menunggu munculnya deretan kredit di layar untuk mencari tahu nama si aktris. Sebelum Robbie, ada Julia Roberts di Pretty Woman (1990), Cameron Diaz di The Mask (1994), Angelina Jolie di Girl, Interrupted (1999) dan, yang belum lama, Emma Stone, namun namanya bergaung di beberapa film, bukan satu film yang bisa dijadikan milestone. Focus memamerkan Robbie layaknya sepotong berlian.

Tak pelak, selain plot yang rapi, Focus juga merupakan suguhan untuk mata. Begitu banyak body seksi seliweran, tak terkecuali body Smith yang tetap kencang dengan perut six pack sempurna di usia 46 tahun. Jadi, jika indikator bagus-tidaknya film dari akankah kita menghabiskan waktu di bioskop melihat dua pemain utamanya hingga film habis, maka dalam kasus Focus, jawabannya adalah “iya banget.”

***
Dimuat di Majalah Detik edisi 170, 2-8 Maret 2015

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.