Katy Perry Bangkitkan Teenage Dream

katy

Bukan hanya stamina dan penampilan, konser Katy Perry menjadikan permainan cahaya dan tata panggung sebagai suguhan yang sama pentingnya.

Oleh Silvia Galikano

Seluruh lampu panggung dimatikan saat interlude Roar. Katy bermain skipping rope yang sepanjang talinya dipasangi lampu LED warna hijau dan kuning neon. Lampu yang sama ternyata dipasang juga di sepanjang tepi roknya dan di sepanjang rambutnya yang diikat ekor kuda, menyala, menciptakan pemandangan lampu yang “melompat-lompat” di kegelapan panggung. Seru idenya.

Selama lebih dari sepuluh detik Katy memainkan skipping rope sebelum melanjutkan lagunya. Dan di bagian akhir, penonton mendapat tugas menyelesaikan penutupnya: you’re gonna hear me roar….

Konser bertajuk The Prismatic World Tour Jakarta dihelat di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang. Sabtu 9 Mei 2015. Gedung berkapasitas 10.000 orang itu penuh. The Prismatic World Tour Jakarta adalah konser kedua Katy Perry di Indonesia setelah California Dream Tour 2012, Januari 2012 di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor.

Tepat pukul 21.00 lampu seluruh lampu dimatikan. Pekikan penonton membahana. Sebelumnya, selama setengah jam, penonton sudah dihangatkan dengan penampilan duo The Dolls (DJ Mia Moretti dan Margot di biola) lewat lagu-lagu disko, RnB, dan hiphop.

Intro dengan ketukan khas Roar terdengar. Penonton pun menggila. Maklum saja, para KatyCats, sebutan untuk penggemar Katy Perry, ada yang sudah tiba sejak siang. Sebagian dari mereka mengenakan kostum mirip sang idola, baju dengah bahu terbuka, rok pendek, boots tinggi, dan bando telinga kucing.

Katy Perry muncul dari bawah, menggunakan panggung hidrolik kecil ke tengah panggung. “Jakartaaa!!!” dia menyapa. Berkostum ungu-hitam metallic futuristik dengan rok pendek dan boots tinggi. Para penari juga berkostum senada.

Belum selesai terpukau melihat aksi luar biasa di lagu pertama, KatyCats dimanjakan lagi dengan permainan lampu sorot saat Part of Me yang jadi suguhan kedua serta aksi Katy di tangga baja. Tata cahaya yang “wah” mengimbangi tata panggung megah yang didesain oleh Katy sendiri dan disebutnya state-of-the art stage.

Setelah itu, menyusul Wide Awake, menandai selesainya tema Prismatic, satu dari lima tema yang diusung malam itu. Lima lainnya adalah Egyptian, Cat-Oure, Acoustic, dan Hyper Neon. Setiap berganti tema, ada jeda 2-3 menit yang diisi permainan lampu, visual, serta aksi atraktif penari, baru kemudian musik menggeber lagi dan Katy muncul di panggung dengan tampilan berbeda.

Seperti saat pergantian tema dari Prismatic ke Egyptian, layar di panggung menampilkan logo prismatik, lalu tata surya, hingga akhirnya tiga buah piramid yang masing-masing ujungnya mengeluarkan cahaya.

Katy muncul dalam kostum a la Cleopatra, ratu Mesir legendaris. Dalam setelan ungu muda dan boots warna senada, dia masuk ke panggung mengendarai kuda (bukan kuda betulan), kepalanya dilingkari ular (tenang, hanya properti panggung), dan tangannya menggenggam pecut.

Kalian siap, Jakarta?”

Dark Horse dia nyanyikan di tengah nuansa panggung Mesir Kuno dengan keanggunan seorang Ratu yang punya kuasa absolut. Sesekali pecut dilecutkannya ke lantai. Sang Ratu ini kemudian menyanyikan E.T. sambil diangkat ke atas kepala empat “budak”-nya.


Usai
Legendary Lovers, Katy menyapa KatyCats saat intro Kissed A Girl berdentum, “Where are my ladies? This one’s for you!

I kissed a girl and I liked it/ the taste of her cherry chapstick/ I kissed a girl just to try it/ I hope my boyfriend don’t mind it.

Tiga perempuan penarinya mengenakan kostum dengan sumpal yang superbesar di dada dan bokong, yang digerak-gerakkan secara atraktif, seolah menggoda Katy.

Inilah lagu kontroversial yang pertama melambungkan namanya sebagai Katy Perry, pada 2008, setelah sebelumnya menyandang nama Katy Hudson sebagai penyanyi rock dan kontemporer Kristen dengan lirik tentang keimanan.

Usai tema Egyptian, layar menampilkan penggalan gambar-gambar kucing menggemaskan dan membentuk cerita. Seorang penari dalam kostum kucing lalu menarikan tap dancing, disusul tiga penari dalam kostum kucing coklat, krem, dan abu-abu .

Muncul Katy berkostum kucing pink membawakan Hot and Cold, menandai tema baru, Cat-Oure. Di International Smile/ Vogue, Katy mengganti lirik yang seharusnya From Tokyo to Mexico, to Rio jadi From Tokyo to Mexico, to Jakarta.

Masih di atas panggung, seorang penari membantu mengenakan crinoline ke tubuh Katy. Jika umumnya crinoline digunakan sebagai tulang untuk gaun-gaun lebar era Victoria, crinoline ala Katy digunakan di luar kostum kucingnya.

Di akhir lagu, Katy dan para penari dalam kostum kucing berjalan seperti peragawati sedang di runaway. Seperti kucing sedang kontes.

Tema berganti lagi jadi Acoustic. Katy mengenakan dress hijau dengan dua bunga matahari di dada. Wignya berwarna ombre. Tak tanggung-tanggung, mik pun dicat warna hijau.

Kali ini dia berkomunikasi lumayan panjang dengan penonton. Ingin belajar bahasa Indonesia, katanya. Seorang KatyCats yang beruntung, bernama Cindy, diajak naik ke atas panggung. Baju Cindy yang bertema pizza berikut tulisan “Pizza Slut” di dada ternyata merebut perhatian Katy.

Katy belajar ke Cindy si pizza girl bahasa Indonesianya “thank you” dan “I love you”. Kursus singkat ini berakhir dengan Katy bisa mengucapkan “terima kasih” dan “aku cinta kamu” dengan sangat baik, bahkan ditambahi ekspresi manja dan ,merajuk.

Sebagai bonus, Cindy dan Katy berfoto selfie dengan ponsel Cindy yang dipegang Katy. KatyCats kini menjerit-jerit iri.

Setelah lagu balada By The Grace of God meredakan suasana, Katy mengambil gitarnya, gitar akustik yang bodinya penuh ditempeli glitter. “Alasan kita di sini karena sama-sama suka musik. Jika kalian tahu lagu ini, menyanyi bersama saya seolah kita berbicara bahasa yang sama, okie dokie?”

The One That Got Away diiringi gitar yang dia mainkan sendiri dan satu-satunya pengiring dan membuat lagu dari tahun 2010 itu punya nyawa baru. Ditambah lagi suara penonton yang kini terdengar sangat jelas.

Sekali lagi Katy berkomunikasi agak panjang usai Double Rainbow/ Ghost. Tur ini tepat setahun dijalani sejak 7 Mei 2014 di Belfast Irlandia dan sudah 138 kali tampil. Maka untuk penonton, untuk KatyCats, Katy persembahkan Unconditionally diiringi terbangnya empat kupu-kupu raksasa di panggung.

Tema Hyper Neon adalah kutub yang berseberangan dengan Acoustic. Baju Katy berwarna pink neon, celana spandex hijau, wig hijau, mik oranye, dan sepatu pink. Lagu-lagunya bertema dance. Megamix Dance Party langsung dilanjutkan Walking on Air, lalu This Is How We Do – TGIF – This is How We Do. Kemudian Teenage Dream dinyanyikan dengan energi yang tak habis-habis, apalagi penontonnya.

Selamat malam, Jakarta,” dan begitu saja Katy keluar panggung usai Cali Gurls disusul Birthday. Panggung gelap.

Penonton pun meneriakkan, “We want more” berkali-kali. Katy keluar dalam balutan gaun hitam lebar bergambar kembang api merah dan biru membawakan Firework sebagai encore.

Konser sepanjang hampir dua jam itu berakhir. Fantasi yang ditawarkannya telah membawa KatyCats ke alam surealis penuh kesan. Tanpa menginap barang semalam, Katy langsung terbang ke negara lain, melanjutkan misinya membangkitkan teenage dream di seantero planet. 

***
Dimuat di Majalah Detik edisi 181, 18-24 Mei 2015

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.