Pertaruhan Besar Tom Cruise

Mission Impossible Rogue Nation, tom cruise

Ada dua unsur besar dalam Mission Impossible kali ini. James Bond dan Casablanca. Sutradara meramu keduanya dengan sangat ciamik.

Oleh Silvia Galikano
Judul: Mission: Impossible – Rogue Nation  
Genre: Action, Adventure, Thriller  
Sutradara: Christopher McQuarrie
Skenario: Christopher McQuarrie
Produksi: Paramount Pictures
Pemain: Tom Cruise, Rebecca Ferguson, Jeremy Renner
Durasi: 2 jam 12 menit
Tom Cruise membuktikan masih sebagai bintang action Hollywood paling manjur mengeruk duit. Empat tahun sejak misi mustahil yang terakhir, penungguan ini dibayar setimpal dengan dirilisnya Mission: Impossible – Rogue Nation pada Agustus 2015.
Superagen Ethan Hunt kembali diperankan Tom Cruise yang ditugaskan untuk misi baru. Namun di langkah awal dia sudah masuk dalam jebakan organisasi rahasia “Syndicate”, kelompok mata-mata internasional yang mengkhianati pemerintah dan menciptakan kekacauan di seluruh dunia. Pemimpin kelompok ini masih misterius. Hanya diketahui berkaca mata.
Ethan berhasil meloloskan diri dari sekapan Syndicate atas bantuan agen ganda Ilsa Faust (aktris Swedia/Inggris Rebecca Ferguson). Walau menyelamatkan Ethan, Ilsa tetap terikat pada Syndicate.
Sementara itu Brandt (Jeremy Renner) dan Benji (Simon Pegg) sedang berhadapan dengan CIA, terutama direkturnya Alan Hunley (Alec Baldwin), yang hendak menutup IMF.
Ethan yakin dapat membongkar Syndicate sekaligus mencari tahu identitas pemimpinnya. Bersama koleganya, Brandt dan Benji, Ethan berhadapan dengan dua antagonis, Hunley dan pemimpin rahasia Syndicate yang belakangan diketahui bernama Solomon Lane (Sean Harris).
Mission: Impossible – Rogue Nation langsung merebut perhatian penonton di menit pertama layar dibuka yang menampilkan adegan Tom Cruise bergantung di luar Airbus 400m yang sedang terbang! Adegan action luar biasa dalam film yang dipenuhi banyak ketegangan serupa.
Adegan pembunuhan opera di Wina dikoreografi secara indah. Juga adegan kejar-kejaran sensasional antara mobil dan sepeda motor yang mengaum dan menggema di jalanan batu Casablanca.
Franchise ini jelas-jelas lebih menakutkan lawan dibanding seri-seri sebelumnya. Skenarionya padat dengan pemain dan twist berlapis. Struktur filmnya mulus dan enak ditonton. Action-nya memicu adrenalin.
Rogue Nation memverifikasi bahwa semakin Cruise (dan tim produksinya) “menyerah” pada sineas yang mereka sewa untuk mengarahkan franchise ini, maka semakin meningkat kualitas serial Mission: Impossible.
Ditulis dan disutradarai dengan sangat bagus oleh debutan Mission Impossible, Christopher McQuarrie. Dialah yang merekomendasikan Cruise di Jack Reacher (2012), dan ternyata mereka cocok. McQuarrie juga yang menulis Edge of Tomorrow (2014) dan Valkyrie (2008) dua film yang dibintangi  Cruise. Dan di Rogue Nation, McQuarrie lebih tajam dibanding di film-film sebelumnya.
McQuarrie memilih lokasi-lokasi spionase ikonik untuk film ini, dari Kuba, Paris, Wina, dan tentu saja tak afdol menyebut “mata-mata” tanpa menempatkan London, markas MI6, dalam daftar. Dan bicara tentang mata-mata, London, dan MI6, tentu tiga hal itu membawa kita pada James Bond.
Ya, ada banyak rasa film-film James Bond dalam Rogue Nation. Adegan di Vienna Opera House itu Bond banget. Dalam tradisi Bond banyak adegan action keras berlangsung secara simultan seperti di adegan tersebut.
Demikian pula villain-nya yang terpengaruh villain Bond, misalnya Robert Shaw di From Russia with Love (1963). Ethan sendiri lebih mirip Bond dibanding di film-film Mission Impossible lain. McQuarrie seakan bergurau mengakui semua ini dengan menempatkan Aston Martin DB5 silver dalam sebuah shot mendekati akhir film.
Elemen Bond paling top adalah keberadaan Ilsa, perempuan mata-mata yang menggoda, misterius, bahaya, mahir bermain pisau, dan seksi. Posisinya ambigu, bisa cocok dengan Ethan dan timnya, sekaligus berseberangan.
Ketika Ethan dan tim harus masuk ke lokasi rahasia di Casablanca, Maroko, McQuarrie menggaungkan lokasi resmi Casablanca (1942), yang menginspirasi The Usual Suspects (1995) yang membuatnya mendapat Oscar untuk skenario terbaik. Para pemain pun ditantang untuk bermain-main dengan kemapanan mereka.
Ethan disosokkan sebagai “penjudi” yang bersedia mempertaruhkan nyawanya demi hasil yang belum jelas. Sama seperti Rick (Humphrey Bogart) di Casablanca, Ethan harus terus menerus membiarkan instingnya memandu permainan untuk mengecoh lawan.
Kualitas penjudi dalam diri Ethan tampak pertama kali ketika dia melihat sesuatu dalam diri Ilsa (yakin, namanya terinspirasi Ilsa Lund di Casablanca). Tak dijelaskan mengapa di sana ada kepercayaan bawaan antarkarakter.
Hubungan yang terbentuk antara Ethan dan Ilsa merupakan lem yang menyatukan rentetan sensasi. Rebecca Ferguson dapat mengimbangi Cruise, sehingga tak heran aktor ini selalu di puncak permainannya dalam setiap scene bersama Ferguson. Dengan wajah paduan Ingrid Bergman dan Ronda Rousey, Ferguson/Ilsa jadi salah satu karakter perempuan paling keren dan mumpuni dalam franchise spionase ini.
Selain Rebecca Ferguson, satu hal terbaik yang ditunggu dari sebuah sekuel adalah kembalinya karakter-karakter lama. Simon Pegg masih luar biasa sebagai Benji Dunn, yang dalam tiap misi, kemampuan dan keberaniannya terus tumbuh hingga pada titik dia hampir berada satu lapangan permainan dengan Ethan. Pegg masih sebagai elemen paling lucu dari film ini dengan kalimat-kalimat yang sebenarnya monolog dalam diri penonton.
Jeremy Renner tampak sekali belum pas sebagai pemegang obor selanjutnya untuk peran Ethan Hunt seperti telah ditetapkan dalam Ghost Protocol (2011). Kali ini, peran utamanya adalah sebagai penghubung antara agen pemerintah dan CIA, berseberangan dengan direktur CIA Hunley (Alec Baldwin).
Karakteristik Baldwin tangguh tapi kemampuannya menyampaikan dialog nyaris konyol dengan muka lugu lurus yang jadi kekuatan komedinya. McQuarrie punya tone penulisan sempurna untuk Baldwin, begitu pula sebaliknya. Ving Rhames kembali lagi, masih jadi “Pak Beruang” yang jadi penyelamat di bagian akhir melalui kemampuannya melacak dan dalam bidang teknik.
Skor musik layak disebut. Selain ada riff dari lagu tema original televisi oleh Lalo Schifrin, orkestrasi sempurna juga dibuat komposer Joe Kraemer.
Rogue Nation adalah hiburan layar lebar yang luar biasa. Jenius, menarik, sekaligus memunculkan rasa girang melihat seorang bintang berbakat sedang lahir. Kita tunggu peran Rebecca Ferguson di film berikutnya. 
***
Dimuat di Majalah Detik edisi 193, 10-16 Agustus 2015

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.