Maze Runner Kali ini Lebih Fun!

kali ini lebih fun, maze runner, wes ball

Para remaja ini lolos dari saringan tahap pertama. Mereka dihadapkan pada rencana jahat lembaga WCKD menggunakan tubuh mereka sebagai penangkal virus zombie.

Oleh Silvia Galikano

Judul: Maze Runner: The Scorch Trials
Genre: Action, Sci-Fi, Thriller
Sutradara: Wes Ball
Skenario: T.S. Nowlin
Produksi: 20th Century Fox
Pemain: Dylan O’Brien, Kaya Scodelario, Thomas Brodie-Sangster
Durasi: 2 jam 9 menit

Dua belas bulan sejak Maze Runner pertama dirilis pada September 2014, duo sutradara/penulis pasangan Wes Ball dan T.S. Nowlin kembali lewat sekuelnya, Maze Runner: The Scorch Trials yang menyajikan tantangan baru.

Setelah berhasil lolos dari labirin maut di bagian akhir film pertama, para remaja yang sebelumnya kita kenal sebagai “The Gladers”, ditampung di sebuah fasilitas yang dikelola ilmuwan flamboyan Janson (Aidan Gillen). Mereka akhirnya dapat menikmati mandi air hangat, makan enak, dan tidur di tempat tidur tingkat.

Namun jangan langsung percaya pada Janson (mungkin kebetulan juga, Gillen kerap memerankan musang licik). Ada banyak yang dia sembunyikan. Fasilitas ini ternyata milik WCKD (World In Catastrophe: Killzone Experiment Department) juga, lembaga yang membuat mereka dulu amnesia, tahu-tahu terjaga di sebuah tempat antah berantah bersama segerombolan remaja di film pertama.

Thomas (Dylan O’Brien) dan kawan-kawan, remaja yang lolos ujian di tahap pertama, sekali lagi hendak dijadikan WCKD sekumpulan kelinci percobaan. Remaja di film pertama itu hanya satu kelompok. WCKD ternyata menciptakan banyak lagi kelompok, dan kini mengumpulkan mereka yang lolos ujian di tahap pertama. WCKD tengah mencari penangkal virus zombie yang telah menguasai dunia, menggunakan seluruh bagian dari tubuh mereka.

Thomas dan kawan-kawan kembali harus mempertaruhkan nyawa, melarikan diri dari WCKD, melintasi gurun yang dikenal dengan nama “The Scorch” (Hangus) dan menghadapi tantangan demi tantangan demi pencarian sebuah tempat yang aman.

The Scorch Trials merupakan adaptasi kedua dari trilogi novel James Dashner setelah Maze Runner (2014). Seperti seri pertama, sekuel ini, juga disutradarai Wes Ball dan dibintangi para jagoan muda yang sebagian besar sama, yakni yakni Dylan O’Brien, Kaya Scodelario, Thomas Brodie-Sangster , dan Ki Hong Lee.

Namun sekuel ini lebih gelap, lebih suram, lebih seram, lebih dewasa, secara grafis lebih keras dibanding film pertama, dan yang penting, lebih fun! Plotnya tak memberi kita jeda untuk bernapas, bahkan dalam pergantian eksposisi. Menderap terus dengan kadar tegang yang terjaga.

Lansekapnya spektakuler, termasuk latar belakang kota yang tinggal puing-puing. Gambaran masa depan yang bagai mimpi buruk dengan masyarakat distopia, tanpa harapan. Peradaban yang jauh dari ideal, hidup di atas reruntuhan peradaban sebelumnya.

Yang layak dipuji, The Scorch Trials menjawab banyak pertanyaan yang tak terjawab di film pertama. Film ini juga enak ditonton, walau materinya seperti gado-gado, campuran Mad Max, Pacific Rim, dan Running Dead, dengan ending yang dibiarkan menggantung. Satu lagi, rasa seperti menonton video game real memang tak terhindarkan walau film ini bukan diangkat dari video game. Jangan-jangan nanti setelah setahun bisa minta untuk log-in lagi, lalu beli token lagi agar bisa tetap bermain.

Aktor-aktor mudanya bermain bagus. Sementara itu aktor dewasa, yang sebagian besar disosokkan jahat, semua dimainkan oleh nama-nama yang tanpa cacat di panggung teater, seperti Patricia Clarkson, Gillen, dan Lili Taylor. Aidan Gillen sukses sebagai sosok yang menyebalkan.

The Scorch Trials adalah transisi final menuju film perang. Tinggal kita harap-harap cemas, apakah Maze Runner: The Death Cure (2017) nanti bakal mengurangi kegilaannya?

***
Dimuat di Majalah Detik edisi 198, 14-20 September 2015

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.