Spiegel Pun Hidup Kembali

spiegel, kota lama, semarang
Spiegel di rembang petang. (Foto: Silvia Galikano)

Bangunan berlantai dua ini berada di kanan Jalan Raya Letjend Suprapto, jalan satu arah di Kota Lama Semarang. Bersebelahan dengan Taman Srigunting di samping Gereja Blenduk. Spiegel Bar & Bistro namanya.

spiegel, kota lama, semarang
Lengkungnya saya suka. (Foto: Silvia Galikano)

Dahulu ditempati perusahaan Winkel Maatschappij “H Spiegel”, toserba yang yang menyediakan berbagai keperluan rumah tangga dan kantor dengan model terbaru, seperti kain, mesin ketik, furniture, dan keperluan olah raga.

Perusahaan tersebut dibentuk pada 1895 oleh Addler. Kemudian H. Spiegel diangkat menjadi manajer perusahaan hingga lima tahun kemudian dia menjadi pemiliknya. Pada tahun 1908 perusahaan tersebut menjadi perseroan terbatas (PT).

Ada sumber yang menduga gedung ini pernah juga menjadi restoran, galeri seni, serta perusahaan importir alat musik sekaligus menyediakan jasa perbaikan alat musik.

Dari semua itu, ada satu kesamaan, bahwa Spiegel dikenal sebagai tempatnya produk berkualitas bagus.

Setelah masa penjajahan berakhir, Spiegel berubah fungsi menjadi gudang alat berat, lalu perlahan-lahan ditelantarkan.

Bertahun-tahun kemudian dilakukan restorasi yang cukup lama terhadap bangunan cagar budaya ini hingga pada 8 Juni 2015 diresmikan penggunaannya sebagai kafe dan resto bernama Spiegel Bar & Bistro.

 

 

***
Dari perjalanan ke Semarang, 28 Oktober 2017

4 Replies to “Spiegel Pun Hidup Kembali”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.