Dilan 1991 bukan lagi tentang gombalan-gombalan Dilan ke Milea, melainkan bagaimana remaja sejoli ini menghadapi konflik demi konflik. Bahkan konflik-konflik itu berekskalasi seiring waktu.
Ide dan kerangka cerita Anak Hoki terbilang solid. Pemilihan pemain tepat, dengan akting yang baik. Sutradara Ginanti Rona berhasil menjahit semuanya dengan apik.
Film laga Foxtrot Six sepenuhnya disampaikan dalam bahasa Inggris. Sejak awal, penulis skenario dan sutradara Randy Korompis sudah menulisnya dalam bahasa Inggris.
Tak ada hal baru yang disodorkan Calon Bini. Khas Cinderella stories yang diadaptasi jadi ratusan judul di sinetron kita. Walau begitu, hal yang klise tersebut disajikan dengan tata hidang yang menarik dan tak membosankan.
Laundry Show juga mencontohkan toleransi yang sebenarnya napas hidup masyarakat Indonesia, tapi beberapa tahun terakhir ada yang berupaya mengacaukan dengan tak henti-hentinya menyulut kebencian.
Visinema Pictures dan KASKUS Networks mengadaptasi cerita Line Webtoon, Terlalu Tampan, menjadi film remaja bergenre komedi. Sutradara Sabrina Rochelle Kalangie mempertahankan nyawa “kocak yang nyeleneh” yang ada di versi Webtoon.
Sutradara Rizal Mantovani dan penulis skenario Andhika Lazuardi mencoba memberi satu faset tentang Lingsir Wengi lewat film Tembang Lingsir.
Orang Kaya Baru bercerita tentang keluarga yang hidup pas-pasan, tapi bukan berarti mengeksploitasi sekaligus melebih-lebihkannya sampai-sampai perlu bawa tisu untuk nonton.
Menonton Lagi-Lagi Ateng seperti menonton kembali cuplikan-cuplikan film Ateng empat dekade lalu. Film-film itu dihidupkan kembali dalam situasi modern.
Bagi yang pada 1996 hingga 2004 mengikuti serial Keluarga Cemara di televisi bisa menanam harapan untuk nostalgia menonton Keluarga Cemara versi layar lebar.