Surat lama berikut saya beli secara online dari penjual barang antik. Saya belum meminta izin kepada orang-orang yang tercantum di surat ini. Semoga beliau-beliau atau…
Gedong Dhuwur atau Sarang Garuda di Semarang, kediaman pedagang besar Oei Tjie Sien (1835 – 1900) yang juga ayah Oei Tiong Ham, menyimpan jejak Joseph…
Sejarah Minangkabau yang diglorifikasi selama ini menghasilkan kesan Minangkabau lahir dari keberadaan Imam Bonjol berikut perang (dan pembantaian oleh gerombolannya) pada 1803 – 1838. Padahal…
Surat lama berikut saya beli secara online dari penjual barang antik. Saya belum meminta izin kepada orang-orang yang tercantum di surat ini. Semoga beliau-beliau atau…
Surat dari Liem Tjin Sioe di Cilacap untuk Kwee Ing Lay di Parakan, 27 Februari 1963.
Surat dari Sienny Oey di Bandung untuk Kwee Ing Lay di Parakan.
Sebagai jurnalis, juga sebagai seniman, Ging senantiasa menunjukkan kesanggupan untuk menempuh jalan yang tidak mudah. Dia menyiarkan kabar seraya memperjuangkan nilai-nilai yang dia yakini.
Saat kebebasan berpendapat dikekang di masa represif dulu, Ging Ginanjar bisa berada di mana saja. Melesat bagai angin.
Foto dan keterangan diambil dari instagram Yu Sing @iniyusing: Ini contoh rumah mikro yang sedang dibangun oleh #benyaminnarkan, arsitek studio #akanoma yang menyisihkan dana dan waktunya…